Rapid Tes Corona Terkesan Menjadi Tambang Emas Baru Bagi RS Metta Medika II di Sibolga


 

Rapid Tes Corona Terkesan Menjadi Tambang Emas Baru Bagi RS Metta Medika II di Sibolga

Senin, 15 Juni
Samaria penumpang yang sempat menginap tertahan dan melakukan Rapid test di RS Metta Medika II Sibolga

Sibolga, Sumatera, SUARATOPAN.COM - Ratusan orang penumpang kapal di Pelabuhan Sibolga - Gunung Sitoli gagal berangkat dan tertahan di pelabuhan Sibolga, karena terkendala biaya RAPID TES CORONA yang sangat luar biasa biayanya, untuk mendapatkan Surat keterangan bebas Covid-19, sebagai syarat bepergian ke Gunung Sitoli.

Hal itu dialami salah seorang penumpang kapal WIRA VIKTORIA. Ibu Samaria ini, yang hendak pulang kampung karena orangtuanya meninggal dunia, namun harus menginap 2 hari dipinggir warung kopi pinggir jalan, karena mengaku tidak sanggup apabila harus membayar Rapid Tes sebesar Rp 410.000/orang.

Setelah beberapa jam kemudian, Samaria disuruh keluar kedarat oleh pihak KSOP Pelabuhan Sibolga, karena belum melakukan Tes Corona. "Saya disuruh keluar oleh petugas, lantaran belum rapid tes," kata Samaria kepada SUARATOPAN.COM. Senin (15/06/20).

Sementara Samaria, sudah memiliki surat kesehatan dari dokter sebelum berangkat kepelabuhan Sibolga dan sudah membeli tiket kapal tersebut, namun begitu sampai dipelabuhan ternyata pihak Pelabuhan tetap juga meminta dokumen hasil Rapid Tes Corona. Kemudian akhirnya Samaria menunda keberangkatannya, karena tidak memiliki surat hasil Rapid Tes Corona.

Lalu, Samaria sangat terkejut setelah datang ke RS METTA MEDIKA II Sibolga, ketika dimintai uang biaya Rapid Tes Corona sebesar Rp 410.000/orang, sedangkan Samaria tidak memiliki persiapan untuk dana tersebut akibat keterbatasan dana.

Dikarenakan hal itu, Dia rela meminjam uang kepada orang lain demi melihat orang tuanya yang sudah meninggal, agar harapan untuk bertemu keluarga dikampung bisa terkabul. "Untuk biaya rapid tes akhirnya saya pinjam teman," ungkapnya

"Saya berharap tadinya pihak RS Metta Medika II Sibolga memberikan keringanan separuh harga. Namun ternyata ga bisa," tandasnya. (Yuliran/Yose.S).



TerPopuler