Kegiatan Drainase Di Mangunjaya Gunakan Batu Bekas Bongkaran, Terkesan Asal-Asalan


 

Kegiatan Drainase Di Mangunjaya Gunakan Batu Bekas Bongkaran, Terkesan Asal-Asalan

Kamis, 12 November

Pembangunan drainase di jalan raya Mangunjaya, yang tampak menggunakan batu bekas bongkaran dan tergenang air


Tambun Selatan, Kab Bekasi, SUARATOPAN - Pembangunan drainase di Jalan Raya Mangun Jaya, tepatnya di samping SPBU Desa Mangun Jaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, diduga menggunakan batu bekas bongkaran. Anehnya lagi, papan informasi proyek juga tidak nampak di lokasi.


“Dari hasil fisik, kegiatan drainase yang sebagian memakai batu bekas bongkaran, sudah sesuai gambar karena di RAB ada pasangan batu lama kembali,” kata konsultan proyek tersebut, Ade, ketika dihubungi media melalui pesan WhatsApp Rabu (11/11).

Sementara itu, terkait papan proyek, ia mengaku sudah menegur pihak pelaksana. “Sudah saya kasih arahan ke pelaksana untuk pasang papan nama dan sudah saya tegur juga,” katanya.

Menurut pengawas dari Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Bekasi, Erik, saat dihubungi leawat telepon seluler terkait kegiatan drainase yang memakai batu bekas bongkaran, ia pun menjelaskan sama seperti apa yang dikatakan konsultan.

“Kalau untuk pemasangan batu kembali memang lebih panjang dibandingkan pakai batu baru, jadi ada manfaatnya. Kalau kegiatan pakai batu baru, paling dapet 165 meter. Berbeda kalau dia pakai batu bongkaran kembali, hampir 289 meter, jadi lebih panjang,” terang Erik.

Menanggapi kegiatan saluran yang memakai batu bekas bongkaran, pemerhati infrastruktur Bekasi Saut M. Nainggolan mengaku kesal mendengar pernyataan yang menurutnya merupakan “pembohongan publik.”

“Di dalam sesuatu kegiatan infrastruktur, seharusnya konsultan perencanaan harus melakukan survei terlebih dahulu sebelum mengkaji, cuma untuk kegiatan di Kabupaten Bekasi, konsultan perencanaan hanya sebatas copy paste dan tidak memahami kondisi struktur di lapangan,” jelas Saut kepada media, Kamis 12/11.

“Coba saja lihat di Jalan Raya Mangun Jaya, persisnya samping pom bensin Mangun Jaya, dengan kondisi jalan selalu banjir. Untuk pembangunan saluran memakai item batu, apakah efisien? Kalau konsultan berdasarkan survei seharusnya dia sudah memahami dengan kondisi seperti itu. Apa memang layak pembangunan saluran memakai batu, sedangkan kondisi jalan sering dilewati mobil dengan tonase yang berat?” jelasnya.

“Dengan itu saya meminta kepada kepala Dinas PUPR Kabupaten Bekasi, jangan asal mencari konsultan perencanaan untuk melakukan kajian, lakukan survei terlebih dahulu, bukan hanya berdasarkan copy paste. Mereka melakukan perencanaan sudah dibayar oleh pemerintah yang notabenya pakai uang rakyat, jadi di setiap melakukan kajian jangan asal-asalan,” tegas Saut. (YH). 

TerPopuler