Yakinkah Adi Sukemi Mensejahterakan Rakyat Pelalawan Nanti..?

Yakinkah Adi Sukemi Mensejahterakan Rakyat Pelalawan Nanti..?

Jumat, 16 Oktober


Pelalawan, Riau, SUARATOPAN - 

Menurut warga Pelalawan, Calon Bupati Pelalawan Adi Sukemi yang berpasangan dengan M. Rais, tidak bisa jadi pemimpin yang bijaksana untuk mensejahterakan masyarakat Kabupaten Pelalawan kelak bila menjadi Bupati. Sebab selama kurang lebih setahun jadi ketua DPRD Pelalawan, sudah mulai kelihatan bobroknya.

Demikian ocehan warga Pelalawan bernama Arjulis pada Jumat (16/10/2020) melihat figur pasangan calon Bupati Pelalawan Adi Sukemi - M Rais nomor urut 4, kepada media ini. Arjulis juga mengaku kecewa kepada Adi Sukemi semasa menjadi anggota DPR-RI. Sebab Adi Sukemi bisa melenggang ke Senayan sebagai anggota legislatif periode 2009-2014 silam, sedikit banyaknya berkat perjuangan Arjulis yang menjadi tim sukses pemenangannya kala itu.

Dibeberkan warga Desa Rantau Baru itu,

"Kala itu saya mati-matian memperjuangkan Adi Sukemi khususnya di Desa Rantau Baru, agar menjadi anggota DPR RI. Tujuan, setidaknya jika sudah jadi anggota DPR-RI, nanti akan ingat untuk membangun Desa Rantau Baru. Nyatanya selama lima tahun Adi Sukemi menikmati kursi empuk di Senayan, dia lupa jasa warga Desa Rantau Baru yang sudah memilihnya," kata Arjulis.

"Yakinkah Adi Sukemi dapat mensejahterakan masyarakat Kabupaten Pelalawan ini kalau sudah jadi Bupati Pelalawan nanti..?. Kita masyarakat jangan mimpilah, sedangkan baru mengemban jabatan sebagai ketua DPRD Pelalawa saja, sudah tidak mempedulikan kesejahteraan wartawan yang merupakan mitra kerja lembaga DPRD itu sendiri," cetusnya dengan raut wajah masam.

Sambungnya, bagaimana tidak, dana kerja sama dengan media, di lembaga perwakilan rakyat itu pada APBD Kabupaten Pelalawan tahun 2020, sempat ditiadakan. Artinya, kesejahteraan wartawan yang merupakan mitra kerjanya dalam mengemban amanah rakyat, tidak dipedulikannya.

Terlebih untuk peduli dengan kesejahteraan rakyat biasa kelak. Kendati dana kerja sama antara media dengan DPRD Pelalawan itu dianggarkan kembali pada APBD Perubahan Kabupaten Pelalawan tahun 2020. Dana kerja sama itupun kembali dianggarkan setelah menuai protes sejumlah wartawan pada pertemuan dengan Ketua DPRD Pelalawan dan sejumlah anggotanya beberapa waktu lalu.

"Pengelola media-media itu adalah wartawan, dan mereka juga adalah masyarakat. Kerja sama publikasi itu berdampak pada kesejahteraan mereka kerena dapat menunjang peningkatan perekonomian perusahaan media dari biaya jasa publikasi atas kegiatan DPRD yang disebut Parlementaria atau konten promosi," paparnya.

Arjulis pun memberikan contoh kecil disaat Adi Sukemi masih menjabat Ketua Dewan di lembaga legislatif Kabupaten Pelalawan sebelum mengundurkan diri beberapa waktu lalu, untuk jadi calon Bupati Pelalawan. "Semua kursi di lobi gedung kantor DPRD Kabupaten Pelalawan dikosongkan. Pada hal walaupun kelihatannya itu sepele, tapi dengan menyediakan tempat duduk atau kursi bagi pengunjung dan para tamu di gedung parlemen tersebut, itu merupakan sebagai pelayanan kepada masyarakat. Terkecuali bila kursi itu belum disediakan, bisa dimaklumi," jelas Arjulis.

"Bayangkan, pada bulan Juni lalu, kursi di lobi gedung kantor DPRD Kabupaten Pelalawan sempat menjadi topik pemberitaan oleh sejumlah media massa. Hilangnya semua kursi dilobi kantor itu menuai banyak pertanyaan dari berbagai kalangan masyarakat, khususnya yang datang berkunjung di kantor DPRD Pelalawan kala itu," bebernya.

Lanjutnya, kursi-kursi yang merupakan aset pemerintah Daerah yang dibeli dari uang rakyat itu entah disimpan dimana. Dan kendati masalah kursi-kursi tersebut sudah dihebohkan oleh media massa, toh sampai saat ini juga kursi-kursi tersebut, tidak kunjung diletakkan kembali di lobi kantor DPRD itu, ketus aktifis LSM KPK Nusantara itu.

Ironisnya, "pihak DPRD Pelalawan berdalil kepada awak media bahwa pemindahan kursi itu karena gedung kantor DPRD itu sedang dalam proses renovasi. Namun setelah rehab selesai, lobi kantor DPRD Pelalawan juga masih tetap tanpa kursi. Kemudian muncul dalil lain, karena kondisi pandemi Covid-19. Rumah sakit saja yang dinilai sangat rawan, tetap juga masih ada kursi dengan menerapkan protokol kesehatan, yaitu duduk jaga jarak minimal 1 meter," ucapnya menghardik. (Sona).
 

TerPopuler