Oknum Polisi Polsek Pangkalan Lesung Diduga Dalang Mafia Minyak Di SPBU Payau Atap


 

Oknum Polisi Polsek Pangkalan Lesung Diduga Dalang Mafia Minyak Di SPBU Payau Atap

Sabtu, 24 Oktober



Pelalawan, SUARATOPAN - Salah seorang oknum anggota kepolisian Polsek Kecamatan Pangkalan Lesung diduga sebagai dalang mafia pemain minyak jerigen di SPBU Payau Atap, Kecamatan Pangkalan Lesung, Kabupaten Pelalawan-Riau.

Dugaan itu didasari dengan penemuan sebuah mobil Pickup Suzuki berwarna hitam dengan Nomor Polisi (Nopol) BM 8271 CK, yang melintas di Jalan Lintas Bono, Simpang Bunut, Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan-Riau, pada Jum'at (23/10/2020), sekira pukul 03.00 subuh.

Mobil Pickup itu bermuatan 50 jeriken ukuran 35 liter yang berisi penuh Bahan Bakar Minyak (BBM) minyak bersubsidi, yaitu Premium (bensin) dan akan di bawa oleh pemiliknya ke Tolam untuk dipasarkan kembali dengan jual eceran.

Bersama itu, awak media juga mendapati seorang wanita mengaku bernama Mega dan seorang pria yang merupakan supir mobil Pickup Suzuki tersebut. Mega ternyata mengaku sebagai pemilik BbM sebanyak 50 jeriken itu.

Pria yang mengendarai mobil Pickup Suzuki tersebut juga mengaku bahwa minyak tersebut milik kakaknya bernama Mega. Mereka mengambil minyak dari SPBU Payau Atap.

"Kami ngambil minyak di SPBU Payau Atap, sama pak Joni. Kakak (yang membeli minyak), saya ini supir," ucapnya.

Ketika ditanya bagaimana cara memperoleh BBM itu dari oknum Polisi bernama Joni, sang supir menjawab, "Ya kami beli lah pak".

Selain itu, sang supir juga mengaku bahwa minyak itu setengahnya masih di Bon dengan Joni. Sisanya akan dilunasi setelah dijual di Desa Tolam.

Sementara itu, Mega si pemilik minyak mengaku bahwa udah biasa mereka mengambil minyak di SPBU Payau Atap dengan Joni yang merupakan seorang oknum anggota kepolisian.

"Belinya di Payau Atap sama pak Joni. Harganya 11 jutaan (50 jeriken). Ini untuk jual di warung. Sudah biasa sama pak Joni, dia Polisi di Pangkalan Lesung," ungkap Mega dengan gamblang kepada wartawan.

Saat itu, Mega juga sempat beberapa kali mencoba menghubungi Joni namun tidak diangkat.

Di sisi lain, dari hasil penelusuran awak media, diperoleh informasi bahwa hanya satu orang polisi bernama Joni berpangkat Bripka sebagai anggota polisi bagian shabara yang bertugas di Polsek Pangkalan Lesung.

Jum'at siang, salah seorang wartawan berhasil menghubungi Bripka Joni melalui via telepon genggam, walaupun beberapa kali sebelumnya tidak dijawab.

Melalui via telepon itu, Bripka Joni membantah bahwa dirinya bermain minyak. Anehnya, ia tidak membantah mengenal Mega dan menurut perasaannya ia tidak pernah bermain minyak, namun dia ada (pengamanan/PAM) di SPBU Payau Atap itu.

"Oh.. Perasaan saya nggak pernah main minyak. Kenapa kok dia (Mega) bilang-bilang nama saya. Saya nggak pernah main minyak loh, tapi kalau di SPBU saya ada," ucap Bripka Joni menjawab konfirmasi wartawan.

lanjut Joni menyampaikan, saya nggak tau, memang semalam ada rekan-rekan wartawan yang nelpon saya, sekitar jam 4 subuh. Tapi nggak terangkat, kebetulan saya udah tidur, ujarnya menjawab wartawan.

Terus membantah bermain minyak, Brika Joni malah ajak bertemu wartawan di Pangkapan Kerinci untuk ngopi. Hal itu diperkirakan terkait temuan minyak yang mengait-ngaitkan namanya.

"Kalau minyak itu, nggak saya akui ya. Saya lagi di kantor ini, minggu depan saya ke Kerinci lah. Pokoknya minggu depan ngopi-ngopi lah kita di Kerinci, besok (minggu depan) saya telpon," katanya di akhir konfirmasi wartawan.

Kendati membantah bermain minyak, kehadiran Bripka Joni di SPBU Payau Atap patut dipertanyakan kejelasannya. Pasalnya, sebagai anggota kepolisian harusnya ia mengambil tindakan atas sikap SPBU yang bebas melayani pengisian minyak bersubsidi dengan jeriken dan tidak membiarkan hal itu terjadi, kata Herman seorang aktifis LSM. (Sona). 


TerPopuler