Suka Duka Penggali Kubur Jenazah Covid-19 Di TPU Mangunjaya


 

Suka Duka Penggali Kubur Jenazah Covid-19 Di TPU Mangunjaya

Sabtu, 28 November

Firman (baju merah) bersama rekan seprofesinya, saat beristirahat usai menggali 2 liang lahat sebari menunggu datangnya ambulance, Sabtu (28/11/2020)
 

Tambun Selatan, Kab Bekasi, SUARATOPAN -  Sekitar lebih dari sembilan bulan masa pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Dari Maret 2020 para penggali kubur berjibaku mengantarkan ratusan jenazah positif Covid-19 ke tempat peristirahatan terakhir di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Mangunjaya, Kabupaten Bekasi - Jawabarat.

Setiap detik dalam rentang waktu tersebut para petugas penggali kubur berhadapan dengan risiko.

Rasa khawatir akan ancaman tertular virus pun seakan tidak bisa mengalahkan tingginya rasa kemanusiaan dan tanggung jawab mengemban tugas menjadi penggali kubur. Karenanya, tanpa keluh, tak terasa sudah sembilan bulan rutinitas tersebut mereka lakukan.

Firman, salah seorang dari sembilan rekan seprofesinya mengatakan, sembilan sampai belasan peti jenajah Covid-19 setiap harinya ia kuburkan. Alat pelindung diri hazmat dan masker menjadi perisai diri mereka mencegah paparan corona, selain tentunya berdoa kepada Sang Pencipta.

Disela-sela istirahatnya, Firman terlihat sedang duduk beristirahat di pinggiran lahan makam khusus jenazah Covid-19 usai menggali 2 liang lahat yang dipersiapkan siang itu, Sabtu (28/11/2020).

"Siang atau malam ya begini bang..!!. Kalau memang ada yang harus segera dimakamkan, 24 jam petugas standby," kata Firman saat berbincang dengan SUARATOPAN.COM di sela-sela waktu istirahatnya sebari menunggu mobil jenazah tiba.

Menurut Firman, saat ini jenazah positif Covid-19 yang dimakamkan hanya lima sampai tujuh di TPU Mangunjaya mulai berkurang. Biasanya setiap hari ia kuburkan sembilan sampai belasan peti jenazah.

"Ini mendingan, sudah mulai berkurang bang. Sebelumnya belasan jenazah, Allhamdulillah sih sudah mulai berkurang," tuturnya.

Letih dan capek sudah pasti, tetapi mengeluh bukan merupakan pilihan. Meski terus-menerus, berpanas-panasan memakamkan jenazah dengan APD lengkap, Firman bersama petugas penggali lain menjalaninya dengan tulus.

"Suka duka pasti ada. Tapi karena ini membantu orang yang berduka, tidak boleh kita lalu mengeluh," ujarnya.

Mungkin rasa tulus menjalani pekerjaan menjadi imunitas tersendiri bagi Firman dan petugas lain. Meski menjadi garda terakhir dalam menangani pandemi. Firman patut bersyukur, ia dan sekitar sembilan petugas penggali kubur selalu dalam keadaan sehat.

"Kalaupun sakit cuma karena drop. (Kecapean- red)," kata Firman.

Baginya, selama diberi kesehatan dan tetap bisa berkumpul dengan kawan seprofesinya di lahan pemakaman, itu sudah menjadi suatu nikmat yang besar.

"Sukanya di sini kita ya masih sama kawan-kawan, bekerja, membantu," ungkapnya.

Namun di luar itu semua, tentu penggali kubur di TPU Mangunjaya memiliki kendala tersendiri saat memakamkan jenazah Covid-19. Firman mengatakan, kendalanya berupa cuaca.

"Ya kalau hujan, ambulan gak bisa turun sampai sini. Jadi kita yang harus jemput peti jenazah ke sana dengan kondisi tanah yang basah," ungkapnya mengakhiri. (YH). 

TerPopuler