Proyek Berseka, Aktivis Menilai Kontraktor Tidak Paham Teknis

Proyek Berseka, Aktivis Menilai Kontraktor Tidak Paham Teknis

Rabu, 17 November

Proyek pisik program Berseka di Wanasari - Cibitung, Kabupaten Bekasi

Kabupaten Bekasi, SUARA TOPAN - Program Berseka (Bekasi Bersih Sehat dan Berkah), yang diluncurkan Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman Dan Pertanahan (DPRKPP) Bidang Permukiman, Kabupaten Bekasi, menuai pertanyaan.

Yang mana diketahui, tujuan program Berseka adalah sebagai upaya mengentaskan kawasan kumuh dan merupakan prioritas yang harus diwujudkan sesuai dengan amanat UUD Tahun 1945 pasal 28 ayat 1, RPJM Nasional 2015-2019 dan PERMEN PUPR No. 2 Tahun 2016 tentang Peningkatan Kualitas dan Permukiman Kumuh.

Sayangnya, pelaksanaan dalam Program Berseka tersebut, belum sinkron dengan kondisi pengerjaan proyek-proyek di lapangan.

Seperti halnya, dalam pembangunan saluran air (U-Ditch) dan perbaikan jalan aspal (Hotmix) di beberapa titik yang berlokasi di jalan Kampung Selang Nangka, RT 001, 002, 003, RW 030, Kelurahan Wanasari, Kecamatan Cibitung, yang justru mendapat sorotan kurang baik dari kalangan pemerhati pembangunan infrastruktur di Kabupaten Bekasi.

Menurut Yanto Purnomo, Ketua Komunitas Peduli Bekasi, aktivis ini menilai, pada pembangunan drainase dengan menggunakan item U-Ditch, seharusnya pihak kontraktor terlebih dahulu melakukan pemasangan lantai kerja sebelum penurunan U-Ditch, apalagi untuk biaya anggaran lantai kerja sudah tercantum di Rencana Anggaran Belanja (RAB).

“Karena fungsi, untuk permulaan lantai kerja adalah untuk dapat mengontrol elevasi dengan permukaan saluran drainase yang bisa Anda pasangkan. Sehingga saat U-ditch precast yang sudah diturunkan bagian elevasinya bisa Anda aplikasikan dengan cukup baik,” jelas Yanto, Selasa (16/11/2021).

Kalau cara sistem kerjanya tidak memperhatikan elevasi, maka aliran air tidak mengalir dari hulu ke hilir dan aliran air tidak menyambung. Dirinya pun menilai kontraktor tidak paham teknis,” cetusnya.

Yanto menegaskan, tidak hanya persoalan saluran saja yang bermasalah, dari segi pekerjaan jalan yang menggunakan aspal di beberapa titik lokasi jalan selang nangka, terlihat untuk volume ketebalanya rata-rata di bawah 2 cm.

Sebelumnya, Beben selaku pengawas di kegiatan Berseka, waktu di konfirmasi media perihal kegiatan tersebut tidak memberikan jawaban.

Sementara itu, Agung sebagai Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) seluruh kegiatan Program Berseka di Kabupaten Bekasi, saat dimintai tanggapan melalui pesan What’sApp tentang persoalan kegiatan saluran air dan perbaikan jalan yang menggunakan aspal, dirinya hanya menjawab singkat dan mengaku akan mendiskusikannya terlebih dahulu.

“Akan saya diskusikan permasalahan tersebut bersama pengawas dan kontraktor terlebih dahulu, untuk informasinya terimakasih,” ujarnya. (Tim/ST).
 

TerPopuler