Terkait Ikan Mati, PT. RAPP Tampak Mencoba Kelabui DPRD Pelalawan

Terkait Ikan Mati, PT. RAPP Tampak Mencoba Kelabui DPRD Pelalawan

Jumat, 26 Maret

Tampak sejumlah anggota DPRD Pelalawan, saat Sidak di lokasi PT. RAPP

Pelalawan, SUARATOPAN - Terkait peristiwa matinya ikan di sungai Kampar Selasa (23/3/2021) lalu di Desa Sering, Kecamatan Pelalawan, hari ini (25/3/2021) anggota DPRD Pelalawan inspeksi di lokasi pabrik PT. RAPP. Dalam inspeksi tersebut pihak perusahaan tampak menunjukkan data yang terkesan mencoba mengelabui anggota DPRD Pelalawan.

Kedatangan sejumlah anggota DPRD Pelalawan yang dipimpin langsung oleh wakil ketua 1, Syafrizal SE, langsung diarahkan disalah satu kanal pembuang limbah pabriknya. Dipinggir kanal tersebut kedatangan tim isnpeksi disambut oleh sejumlah manager personalia. Diantaranya manager Humas Mabrur, manager Lingkungan Empiro PT. RAPP Kasman dan sejumlah manajemen perusahaan.

Dihadapan sejumlah anggota DPRD Pelalawan Kasman menjelaskan alat pengukur baku mutu pengelolaan limbah pabrik tersebut, online langsung ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kemudian dia menunjukan data hasil yang dikeluarkan setiap jam berdasarkan alat ukur yang ada.

Seraya menunjukkan data, Kasman mengatakan bahwa saat menerima informasi ikan mati sekira pukul 16.00 Wib, pada hari itu langsung mengambil hasil laporan setiap jam dari alat ukur tersebut. Hasilnya menunjukkan baku mutu yang tidak bermasalah, pungkasnya.

Namun keterangan Kasman langsung diprotes oleh wakil ketua DPRD Pelalawan Syafrizal. Menurutnya data itu tidak sesuai dengan kejadiannya. Karena pengambilan data tersebut dilakukan setelah ikan mati. Harusnya data yang diambil, hasil ukur baku mutu beberapa jam sebelum ikan pada mati di sungai Kampar. Sementara antara pabrik RAPP ke sungai Kampar berjarak beberapa kilo meter, ujar Syafrizal.

Mabrur dan Kasman juga membantah adanya pipa tersembunyi yang ditanam dibawah tanah oleh PT. RAPP untuk membuang limbah pabriknya. Dipastikan tidak ada yang lain selain selain kanal ini, jawabnya.

Kemudian tim inspeksi anggota DPRD Pelalawan dibawa ke kanal lain yang muaranya sampai ke sungai Kampar dimana ditemukan ikan pada mati pasca kejadian. Dilokasi kanal tersebut pihak perusahaan tampak kelabakan menjawab wartawan.

"Apakah bisa baunya limbah yang sedang diolah didalam pabrik itu sama baunya dengan air sungai Kampar sana? Kebetulan sekitar pukul 01.00 Wib dini hari pasca kejadian ikan mati, saya dan rekan-rekan wartawan lain berada dilokasi itu. Pada malam kejadian itu saya hampir pingsan mencium bau air sungai Kampar dilokasi tersebut. Bahkan setelah pulang ke rumah hingga besok paginya, bau tersebut masih melekat ditangan saya," ujar salah satu wartawan dalam kesempatan itu.

"Kalau bau limbah dengan bau sungai Kampar tentu berbeda. Karena proses pengolahan bahan kayu yang dijadikan kertas, jadi tipikalnya adalah tipikal agak bau kayu, jadi kalau bau air sungai Kampar dengan bau limbah dipastikan berbeda, jawab Kasman terkesan ngawur.

Rombongan inspeksi dipimpin langsung wakil ketua DPRD Pelalawan Syafrizal SE, dan ketua Komisi 2 Abdul Nasib SE, dan sejumlah anggota komisi 2 DPRD Pelalawan. Juga hadir kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan, Ir. H.T. Wahiduddin, M.Si, dan sejumlah stafnya. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Eko Novitra, ST, M.Si diwakili oleh Tohaji SP, Kasat Pol PP yang diwakili oleh Kabid Penegakan Peraturan dan Perundang undangan Daerah Anizar, M.Si dan sejumlah personilnya. (Sona). 

TerPopuler