Agiel Suwarno: Dongkol, Ada Illegal Batu Bara Dekat Kawasan IKN

Agiel Suwarno: Dongkol, Ada Illegal Batu Bara Dekat Kawasan IKN

Kamis, 16 Maret

Agiel Suwarno, anggota Panitia Khusus Investigasi Pertambangan (Pansus IP) DPRD Kalimantan Timur bersama Tim saat melakukan penelusuran.


Kalimantan Timur, SUARA TOPAN - Wilayah kawasan Ibu Kota Negara (IKN) masih tidak lepas dari tambang batu bara illegal yang berlokasi di Desa Suko Mulyo, Kecamatan Sepaku, Penajam Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Salah satu anggota Panitia Khusus Investigasi Pertambangan (Pansus IP) DPRD Kalimantan Timur, Agiel Suwarno mengatakan bahwa aktivitas eksplorasi batu bara ilegal yang masuk dalam daftar 21 Izin Usaha Pertambangan (IUP) palsu tersebut, ditemukan kembali saat Pansus IP melakukan penelusuran hingga masuk ke Jalan Gunung Tengkorak RT 01, Desa Suko Mulyo, Kecamatan Sepaku, Penajam Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara Kalimantan Timur.

“Kami mendapat informasi, di daerah IKN ada aktivitas tambang yang beroperasi yaitu PT. Tata Kirana Megajaya. Kemudian saat disidak, ternyata memang benar ada aktivitas pertambangan di sana,” kata Agiel, saat dihubungi, Kamis (9/3/2023).

Di sana, Legislator Karang Paci tersebut menemukan batu bara dibuang menuju Jetty HBH Semoi 4, Desa Tengin Baru, Kecamatan Sepaku.

“Suasana saat kami sidak, mereka mengangkut batu bara dari lokasi tambang. Namun kami enggak sampai ke ujung, karena cuaca hujan. Jadi hanya sampai pertengahan saja. Banyak truk yang mengangkut batu bara keluar masuk dari lokasi itu,” ujarnya.

Kondisi lainnya, Agiel Suwarno menceritakan, Pansus IP juga menemukan banyaknya batu bara yang dimasukkan kedalam karung. Jumlah keseluruhannya tidak terhitung. Tapi diperkirakan ada ribuan karung batu bara yang kelihatannya akan diangkut keluar lokasi.

“Kami belum tahu mengapa batu bara itu dimasukkan ke dalam karung. Apakah setelah itu mau dimasukkan ke kontainer atau gimana, enggak ngerti juga. Karena saat ditemukan ribuan karung batu bara, memang enggak ada orang. Tidak ada penanggung jawabnya,” jelasnya.

Oleh sebab tidak ada penanggung jawab yang bisa dimintai keterangan. Pansus IP pun hanya melakukan komunikasi dengan para pekerja di lokasi tambang. Tujuannya, untuk menggali dan mendapatkan informasi lebih lanjut.

“Kalau komunikasi di lokasi, tidak ada orang. Kami tanya truk batu bara itu menuju kemana, batu baranya dibuang kemana. Kata mereka, ke Jetty HBH. Perkiraan truk yang ada di sana cukup banyak, lebih dari 50 mobil truk keluar masuk dan mereka beroperasi mulai dari jam 1 siang sampai malam.

Kemungkina ada kawasan hutan yang ditambang oleh mereka dan jelas tindakan dilakukan tidak mengindahkan kaidah lingkungan. "Karena ilegal, mereka tidak berpikir begitu dan mau enak sendiri saja, sudah enggak ada amdal, nggak ada CSR dan lainnya." cetusnya.

Politikus PDI Perjuangan ini terdengar dongkol akibat aktivitas tambang ilegal yang tidak memiliki izin tersebut. Terutama, ketika PT Tata Kirana Megajaya masuk dalam daftar 21 IUP palsu.

“Bagaimana tidak marah, mereka melakukan hauling menggunakan akses jalan Nasional dan Kabupaten. Secara aturan dan sesuai dengan peraturan daerah (Perda) kan itu tidak boleh. Kaidah-kaidah pertambangan yang ada itu dilanggar semua sama mereka,” ucapnya.

Tindak lanjut yang akan dilakukan Pansus IP, yaitu memohon kepada pimpinan DPRD Kaltim untuk memanggil pihak terkait. Di antaranya, ESDM Pusat, Inspektor tambang yang bertugas di Kaltim. Kemudian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan sebagainya.

“Kita pertanyakan bagaimana sikapnya atas kasus 21 IUP ini. Jelas-jelas ada pelanggaran seperti ini tapi dibiarkan. Kami upayakan memanggil mereka secepatnya, karena ini kan suasananya masih hangat. Kita minta pada pimpinan agar menjadwalkan pemanggilan dan mengundang pihak terkait,” tegasnya. (Memed).  
 

TerPopuler