Aktivis: Proyek Aspal di Pekopen Diduga Jadi Bancakan Kontraktor, Hasil Coredrill dipermainkan

Aktivis: Proyek Aspal di Pekopen Diduga Jadi Bancakan Kontraktor, Hasil Coredrill dipermainkan

Rabu, 13 September

Tiga (3) Proyek Pengaspalan di Pekopen, (satu) Peningkatan Jalan Lingkungan RT Bolot SMK PGRI Kp. Pekopen RT.004 RW.007 Desa Tambun, Kecamatan Tambun Selatan (CV. Raju Brother), (dua) Peningkatan jalan lingkungan RT.006 RW.006 jl. Mushollah Baiturohman Desa Tambun, Kecamatan Tambun Selatan (CV.Karya Putra Pribumi) dan (tiga) Peningkatan Jalan Lingkungan Jl. Ardi Firdaus Kp.Kobra RT. 001 RW. 005 Desa Tambun, Kecamatan Tambun Selatan (CV. Raju Brother).


Kabupaten Bekasi, SUARA TOPAN - Terkait proyek pengaspalan jalan yang dikerjakan kontraktor di beberapa titik wilayah Pekopen, Desa Tambun, Kecamatan Tambun Selatan yang sudah melaksanakan pengambilan sampel core drill, kini menjadi pertanyaan para pemerhati pembangunan infrastruktur yang ada di Kabupaten Bekasi.

Pasalnya, Pengambilan sampel Core drill, diduga banyak yang menyimpang. Hal itu diketahui dengan sudah ditentukannya titik Core drill, agar mendapatkan ukuran ketebalan yang sudah ditentukan dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Diketahui, proyek pengaspalan yang dikerjakan kontraktor tersebut, sejumlah tiga (3) kegiatan, yaitu, (satu) Peningkatan Jalan Lingkungan RT Bolot SMK PGRI Kp. Pekopen RT.004 RW.007 Desa Tambun, Kecamatan Tambun Selatan (CV. Raju Brother), (dua) Peningkatan jalan lingkungan RT.006 RW.006 jl. Mushollah Baiturohman Desa Tambun, Kecamatan Tambun Selatan (CV.Karya Putra Pribumi) dan (tiga) Peningkatan Jalan Lingkungan Jl. Ardi Firdaus Kp.Kobra RT. 001 RW. 005 Desa Tambun, Kecamatan Tambun Selatan (CV. Raju Brother).

Sebelumnya, berdasarkan hasil investigasi tim media di tiga kegiatan tersebut, pada waktu selesai pengerjaan, dilakukan pengukuran menggunakan alat sigmat untuk Ketebalan volume aspal rata-rata 1 centi sampai 4 centimeter.

Bahkan, mengenai pengiriman aspal pihak kontraktor diduga telah mengurangi spesifikasi pengiriman tonase material aspal.

Dengan volume kurang lebih 520 sampai 580 meter persegi di tiga kegiatan itu, spesifikasi 4 centi menggunakan ATB dan 3 centi untuk lataston jadi untuk kebutuhan yang tergelar kurang lebih 89-91 ton yang harus digelar.

Namun, saat konsultan pengawas bernama Sani dikonfirmasi media, berapa mobil pengiriman aspal yang dipesan kontraktor, ia tidak menjawab.

Sementara, Dedi, pengawas di Bidang Pemukiman Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DISPERKIMTAN) Kabupaten Bekasi, saat dikonfirmasi hasil Core Drill di Tiga kegiatan wilayah pekopen, dirinya mengatakan semuanya kena potongan,” katanya.

Anehnya, ketika dipertanyakan berapa hasil pemotongan itu, justru ia tidak merespon lagi. Begitu juga konsultan pengawas bernama Sani saat dikonfirmasi berapa hasil Core Drill yang didapat, ia pun enggan menjawab.

Menurut, Ketua komunitas peduli Bekasi (KPB), Yanto Purnomo mengatakan, ini semua dikarenakan lemahnya pengawasan konsultan dan Dinas Disperkimtan.

"Konsultan itu sudah dibayar oleh pemerintah untuk pengawasan, yang notabenenya memakai anggaran APBD, jadi mereka harus bekerja sesuai dengan aturan yang sudah disepakati dalam surat perjanjian kontrak,” terang Yanto kepada media ini, Rabu, (13/9/2023).

Lanjut Yanto, namun terkadang ketika pihak kontraktor sedang melakukan kecurangan dalam sesuatu kegiatan, seakan-akan konsultan tutup mata, apa memang mereka dapat fee dari kontraktor, sampai tidak berani tegas..?.

"Kalau memang konsultan selalu diam ketika kontraktor melakukan kecurangan, saya menduga ada permainan kongkalikong antara konsultan dan pemborong/kontraktor,” ketus Yanto.

Yanto pun mengungkap, temuan pihaknya bahwa dalam proyek-proyek ini memang ada sejumlah kecacatan prosedural, sehingga ia meminta pihak inspektorat agar turun tangan.

Kemudian mendesak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk menganalisa mengecek ‘invoice’ surat jalan pemesanan material aspal yang dikerjakan kontraktor di tiga proyek memakai CV. Raju Brother dan CV. Karya Putra Pribumi. (Lokasi 1) RT 004 RW 007, Kp. Pekopen, (Lokasi 2) RT 006 RW 006 Jl. Mushollah Baiturohman dan (Lokasi 3) Jl. Ardi Firdaus Kp.Kobra RT 001 RW 005 Desa Tambun.

"Kami duga, proyek-proyek tersebut dijadikan "Bancakan" oleh kontraktor untuk mencari keuntungan yang lebih besar yang akan berdampak merugikan masyarakat dari kualitas dan kuantitas,” tegasnya. (Tim).  
 

TerPopuler