Dianggap Tidak Maksimal, PPTK Jalan Raya H. Bosih: Kerja Konsultan Telah Dibayar Mahal Dinas

Dianggap Tidak Maksimal, PPTK Jalan Raya H. Bosih: Kerja Konsultan Telah Dibayar Mahal Dinas

Senin, 06 Desember

Pekerjaan Pengecoran (Betonisasi) Jalan Raya H. Bosih, Kelurahan Wanasari - Cibitung.

Kabupaten Bekasi, SUARA TOPAN - Gonjang ganjing tidak maksimalnya proyek pengecoran (betonisasi- red) Jalan raya H. Bosih Wanasari, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi oleh CV. Varforcea Nowly terus mengemuka, hingga pemotongan pembayaran oleh Dinas pun dilakukan.


"Pengecoran jalan raya H. Bosih dari awal kita sudah potong mengenai pembesian yang tidak maksimal, kemudian ada pengurangan lagi ketebalannya dan berlanjut diperiksa lagi oleh BPK, jadi sudah Clear karena udah BPK yang langsung menangani," kata Tafiv selaku PPTK Bidang Bina Marga Dinas SDABMBK kepada Media suaratopan.com, Senin (6/12/2021).

Dikatakan Tafiv, tugas PPTK hanya menerima laporan hasil pengawasan dari konsultan dan pengwas dinas, lalu dibahas oleh tim teknis dinas (wasdal), yang kemudian diserahkan kembali ke tim teknis berapa yang harus dilakukan pemotongan.

"Untuk pasnya pemotongan saya tidak tau berapa, yang pasti ada pemotongan, kan saya tidak tau penghitungannya, karena kita ada tim teknis dan hasil laporan konsultan. Selebihnya kita serahkan berapa yang selayaknya di potong," jelas Tafiv.

Lebih lanjut, saat ditanya terkait hasil pekerjaan jalan raya H. Bosih yang kembali mengalami kerusakan (retak-retak dan ambrol) dan dikeluhkan masyarakat khususnya pengguna jalan, Tafiv menjawab, tetap akan disampaikan melalui prosedur untuk pemeliharaan.

"Kita telah sampaikan ke Konsultan agar segera mengecek dan menghitung kerusakan yang terjadi, dan kemudian agar segera diperbaiki," ujarnya.

Terkait pekerjaan yang diperbantukan kepada konsultan, terang Tafiv, dinas kekurangan personil, karena itu membutuhkan tenaga luar yang nota benenya independen, sehingga dibutuhkan konsultan sesuai peraturan perundang-undangan agar balance (imbang).

"Tujuannya, Ini kan pekerjaan Pemda jangan sampai dipantau orang Pemda, makanya ada konsultan yang harus independen. Dan Konsultan ini kita bayar tidak murah (mahal- red), supaya pekerjaan kami ini bisa maksimal. Intinya ingin kami, pekerjaan ini awet dan hasilnya maksimal, makanya kami bayar konsultan," jelas Tafiv.

Kemudian, tambah Tafiv, adapun hasil informasi rekan-rekan Media di lapangan saat kegiatan sangat membantu pihaknya (DSDABMBK- red). "Kalau ada masukan atas ulah oknum konsultan tidak maksimal dan tidak profesional, ini jadi bahan masukan buat kami, bagi saya pribadi terimakasih, karena kalau pekerjaan seperti ini jelas merugikan pihak saya atau Dinas," ungkapnya.

Tentu, dalam hal ini, kata Tafiv, intinya pihak dinas selaku Pimpinan Proyek (pimpro) menginginkan hasil yang maksimal, namun tetap memberi kebebasan hak prerogratif kepada pengawas pengendalian (Wasdal) atas teknis pemotongan kegiatan tersebut.

"Mengenai hal ini, saya sebagai PPTK ada wewenang menegur (memerintah) agar pekerjaan segera diperbaiki, namun kita punya tim teknis untuk mengecek dan menghitung kerusakan, jangan sampai berbalik kepada saya nantinya. Saya nanti bilang, anda orang teknis, anda dibayar, tolong cek harus dibagaimanakan kerusakan yang telah terjadi ini," cetusnya.

Untuk informasinya, kata Tafiv, proyek betonisasi jalan raya H. Bosih Wanasari, Cibitung, secepatnya pihaknya akan sampaikan ke konsultan untuk segera mengecek kerusakan dan agar segera diperbaiki atas keluhan dari masyarakat. (Tim/ST). 

TerPopuler